Seorang anak jalan yang tiap hari memberikan kita semangat di pagi hari siang dan malam. Anak jalanan juga yang selalu menhibur kita dengan suara yang begitu merdunya disaat kita menyendiri.
Tapi saat ini pengamen anak jalanan hanya di jadi bahan ocehan pemerintah dan masyrakat umum.
"Ketika anda sendiri ada pada posisi meraka yang sangat butuhkan kesehatan dan butuh makanan. apa yang pemerintah lakukan kepada anak jalanan itu??
DERIATA ANAK JALANAN
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat dirasakan secara lahir maupun batin. Penderiaan akan dialami oleh semua orang, baik itu orang kaya, miskin, tua maupun muda. Setiap penderitaan pasti ada sebabnya, baik itu berasal dari perbuatan buruk manusia, maupun yang datang dari Tuhan. Kalau penderitaan yang datang dari Tuhan, kita hanya bisa berusaha dan berserah diri kepada takdir baik ataupun takdir buruk yang telah direncanakan Nya. Kalau penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk sesama manusia kita bisa memulai memperbaiki diri sendiri dengan hidup baik antara sesama manusia dan menyadari bahwasanya kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena kita sebagai manusia termasuk makhluk sosial. Banyak kasus penderitaan yang terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari contohnya adalah penderitaan anak jalanan.
Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak. Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan berdasar hubungan mereka dengan keluarga.
Salah satunya adalah anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau memutuskan hubungan dengan keluarganya. Khususnya di pusat-pusat kota dan di jalanan, keberadaan mereka sangat mudah dijumpai. Tapi sayangnya, tak sedikit di antara mereka yang perilakunya meresahkan.
Sejak zaman orde baru permasalahan anak jalanan telah menjadi sorotan utama. Di setiap sudut kota-kota besar di Indonesia anak jalanan seperti menjadi bagian dari hiruk pikuk keramaian dan kesibukan sehari-hari. Jumlahnya yang semakin bertambah setiap tahunnya menjadi sebuah dilema yang harus dihadapi Pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Kurangnya kepedulian diantara kita menjadikan permasalahan tersebut semakin mandarah daging. Sementara anak jalanan dianggap sebagai sebuah mimpi buruk dalam sosialita kehidupan di kota-kota besar.
Banyak diantara kita yang salah memahami makna kata anak jalanan. Mereka dianggap sebagai orang yang terbuang. Padahal mereka adalah korban dari kerasnya kehidupan yang mendasar dari sebuah ketidak pedulian. Bahkan Undang undang dasar 1945 Negara kita juga menyebutkan di pasal 39 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Perilaku mereka tumbuh dari kesenjangan yang kita bentuk sebagai bagian dari penolakan kita terhadap mereka. Hal tersebut akan menumbuhkan perasaan tidak aman dan memicu perubahan sikap mereka terhadap kehidupan di sekitarnya.
Anak-anak jalanan tidak jarang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk mencari keuntungan pribadi. Mereka diberdayakan dan dimanfaatkan tanpa perasaan serta terikat dalam suatu jaringan yang kuat yang menjerat mereka.
Berbagai upaya harus dilakukan terutama untuk memutus jaringan tersebut dan memperbaiki pandangan masyarakat terhadap anak jalanan.
Pemerintah telah berupaya membantu meningkatkan kehidupan anak jalanan. Pendidikan dan pelatihan menjadi salah satu cara penanganan terbaik atas berbagai masalah anak jalanan.
Program yang direncanakan adalah berupa bantuan sosial, asuransi kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial. Bantuan terutama diarahkan pada bidang pendidikan. Selain pendidikan, pelatihan sesuai bakat dan minat anak-anak jalanan juga menjadi perhatian. Bila diasah dan diarahkan, bakat ditambah pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi sumber matapencaharian di kemudian hari. Penyediaan tempat rehabilitasi penting sebagai wadah sosialisasi sekaligus tempat pendidikan dan pelatihan ketrampilan. Rehabilitasi juga bisa menghindarkan mereka dari mafia eksploitasi anak-anak dan gelandangan.
Namun diantara seluruh program yang diupayakan Pemerintah terdapat hal penting yang luput dari pandangan masyarakat yaitu hilangnya rasa empati masyarakat dengan mengatasnamakan modernisme dan individualisme. Pemikiran masyarakat modern yang membuat segala halnya menjadi sulit untuk terwujud.
Ini merupakan sebuah tantangan terbesar dalam diri masyarakat untuk dapat merubah sikap dingin mereka terhadap anak jalanan. Tentunya hal tersebut akan dapat membantu mempercepat pelaksanaan program Pemerintah terhadap anak-anak jalanan.
Mulai saat inilah kita mencoba dan berusaha memahami bahwa anak-anak jalanan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Tak jarang anak-anak dari keluarga tak mampu sering “dipaksa” untuk secepatnya menjadi dewasa dengan beban tanggung jawab ekonomi keluarga secara berlebihan sehingga mereka tak sempat menikmati masa kanak-kanak yang ceria dan menyenangkan. Sudut-sudut kota pun sarat dengan keliaran anak-anak jalanan.
Ironisnya, tak sedikit aparat yang menilai kehadiran mereka sebagai sampah masyarakat yang mesti dikarantina tanpa ada kemauan politik untuk membebaskan mereka dari cengkeraman kemiskinan dan ketidakadilan. Hendaknya kita sebagai bagian dari masyarakat memulai merubah pandangan kita. Mulai saat inilah kita mencoba dan berusaha memahami bahwa anak-anak jalanan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pangkep, 12 April 2013
Tapi saat ini pengamen anak jalanan hanya di jadi bahan ocehan pemerintah dan masyrakat umum.
"Ketika anda sendiri ada pada posisi meraka yang sangat butuhkan kesehatan dan butuh makanan. apa yang pemerintah lakukan kepada anak jalanan itu??
Model: Arfan Saputra |
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat dirasakan secara lahir maupun batin. Penderiaan akan dialami oleh semua orang, baik itu orang kaya, miskin, tua maupun muda. Setiap penderitaan pasti ada sebabnya, baik itu berasal dari perbuatan buruk manusia, maupun yang datang dari Tuhan. Kalau penderitaan yang datang dari Tuhan, kita hanya bisa berusaha dan berserah diri kepada takdir baik ataupun takdir buruk yang telah direncanakan Nya. Kalau penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk sesama manusia kita bisa memulai memperbaiki diri sendiri dengan hidup baik antara sesama manusia dan menyadari bahwasanya kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena kita sebagai manusia termasuk makhluk sosial. Banyak kasus penderitaan yang terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari contohnya adalah penderitaan anak jalanan.
Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak. Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan berdasar hubungan mereka dengan keluarga.
Salah satunya adalah anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau memutuskan hubungan dengan keluarganya. Khususnya di pusat-pusat kota dan di jalanan, keberadaan mereka sangat mudah dijumpai. Tapi sayangnya, tak sedikit di antara mereka yang perilakunya meresahkan.
Sejak zaman orde baru permasalahan anak jalanan telah menjadi sorotan utama. Di setiap sudut kota-kota besar di Indonesia anak jalanan seperti menjadi bagian dari hiruk pikuk keramaian dan kesibukan sehari-hari. Jumlahnya yang semakin bertambah setiap tahunnya menjadi sebuah dilema yang harus dihadapi Pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Kurangnya kepedulian diantara kita menjadikan permasalahan tersebut semakin mandarah daging. Sementara anak jalanan dianggap sebagai sebuah mimpi buruk dalam sosialita kehidupan di kota-kota besar.
Banyak diantara kita yang salah memahami makna kata anak jalanan. Mereka dianggap sebagai orang yang terbuang. Padahal mereka adalah korban dari kerasnya kehidupan yang mendasar dari sebuah ketidak pedulian. Bahkan Undang undang dasar 1945 Negara kita juga menyebutkan di pasal 39 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Perilaku mereka tumbuh dari kesenjangan yang kita bentuk sebagai bagian dari penolakan kita terhadap mereka. Hal tersebut akan menumbuhkan perasaan tidak aman dan memicu perubahan sikap mereka terhadap kehidupan di sekitarnya.
Anak-anak jalanan tidak jarang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk mencari keuntungan pribadi. Mereka diberdayakan dan dimanfaatkan tanpa perasaan serta terikat dalam suatu jaringan yang kuat yang menjerat mereka.
Berbagai upaya harus dilakukan terutama untuk memutus jaringan tersebut dan memperbaiki pandangan masyarakat terhadap anak jalanan.
Pemerintah telah berupaya membantu meningkatkan kehidupan anak jalanan. Pendidikan dan pelatihan menjadi salah satu cara penanganan terbaik atas berbagai masalah anak jalanan.
Program yang direncanakan adalah berupa bantuan sosial, asuransi kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial. Bantuan terutama diarahkan pada bidang pendidikan. Selain pendidikan, pelatihan sesuai bakat dan minat anak-anak jalanan juga menjadi perhatian. Bila diasah dan diarahkan, bakat ditambah pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi sumber matapencaharian di kemudian hari. Penyediaan tempat rehabilitasi penting sebagai wadah sosialisasi sekaligus tempat pendidikan dan pelatihan ketrampilan. Rehabilitasi juga bisa menghindarkan mereka dari mafia eksploitasi anak-anak dan gelandangan.
Namun diantara seluruh program yang diupayakan Pemerintah terdapat hal penting yang luput dari pandangan masyarakat yaitu hilangnya rasa empati masyarakat dengan mengatasnamakan modernisme dan individualisme. Pemikiran masyarakat modern yang membuat segala halnya menjadi sulit untuk terwujud.
Ini merupakan sebuah tantangan terbesar dalam diri masyarakat untuk dapat merubah sikap dingin mereka terhadap anak jalanan. Tentunya hal tersebut akan dapat membantu mempercepat pelaksanaan program Pemerintah terhadap anak-anak jalanan.
Mulai saat inilah kita mencoba dan berusaha memahami bahwa anak-anak jalanan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Tak jarang anak-anak dari keluarga tak mampu sering “dipaksa” untuk secepatnya menjadi dewasa dengan beban tanggung jawab ekonomi keluarga secara berlebihan sehingga mereka tak sempat menikmati masa kanak-kanak yang ceria dan menyenangkan. Sudut-sudut kota pun sarat dengan keliaran anak-anak jalanan.
Ironisnya, tak sedikit aparat yang menilai kehadiran mereka sebagai sampah masyarakat yang mesti dikarantina tanpa ada kemauan politik untuk membebaskan mereka dari cengkeraman kemiskinan dan ketidakadilan. Hendaknya kita sebagai bagian dari masyarakat memulai merubah pandangan kita. Mulai saat inilah kita mencoba dan berusaha memahami bahwa anak-anak jalanan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pangkep, 12 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar