Losari, ya, Pantai Losari beberapa tahun silam adalah surga bagi
pengamen dan anak jalanan. Namun, sejak penataan oleh Pemkot Makassar
dan kapling teramat luas oleh pihak perusahaan swasta, berbagai kegiatan
di poros Jalan Penghibur mulai diatur.
Jika dulu, kita bisa
menapaki Jalan Penghibur dengan leluasa dan akrab, kini nampaknya
suasana itu bagai asap yang keluar dari sebatang rokok. Tiada lagi. Satu
persatu pengamen, anak jalanan meninggalkan daerah itu. Hanya kendaraan
mewah yang lalu lalang, kegiatan musik jalanan tak ada tempat lagi,
bahkan becakpun minggir. ... Salah satunya, Eno’. Jangan dikira dia
perempuan. Lelaki muda dengan tangan kanan buntung ini adalah pemusik
kreatif dengan suara, boleh tahan! Dia mesti memasangi ujung tangannya
yang cacat dengan plastik pembetot gitar lalu diikat karet.
Bersama empat orang sahabatnya, mereka adalah “eksodus” Losari yang kini
mengadu nasib di warung ikan bakar “Tujuh Tujuh”, di Ibu Kota
Pangkajene Kepulauan atau Pangkep.
“Tubuhku terguncang,
dihempas…kawan, coba dengar apa jawabnya, ketika ia kutanya mengapa”
suaranya yang jernih dan iringan melodi gitarnya menawan sekali. Tangan
buntungnya bermain lincah di temali gitar. Di sampingnya, berdiri Wandi
yang masih belia. Juga, dari Losari.
“Kami sudah empat tahun
tinggal di Pangkep. Kami menyewa kost dengan tarif 150ribu perbulan.
“Ya, beginilah, cara kami meneruskan bakat” Kata Eno’. Lelaki yang tak
lulus SMA.
“Di kelompok kami, terdapat dua anak asal Pangkep.
Kami pernah tinggal di Jalan Cendrawasih, Makassar. Saat ngamen di
Losari kami biasa mangkal di Kedai 66, kepunyaan Alling yang tinggal di
Jalan Kakatua” Kata Eno’ lagi, lelaki berbadan kecil namun gondrong ini.
Saat saya tanya, apa lagi rencana kelompok mereka. Eno’ berujar,
“kami akan menuju Pare-Pare dan Polmas, untuk mengamen lagi. Rencananya
setelah usai musim hujan”. “Mengapa tidak di sini saja? Kataku. “Selain
mengamen, kami ingin punya pengalaman menjajal daerah lain, sekaligus
mengenal bagaimana kehidupan di daerah lain” Katanya.
Suara
mereka yang elok, permainan musik yang menawan, layak diganjar perhatian
dan dukungan oleh kita semua. Kiprah dan ketekunan mereka setidaknya
memberi kesan bahwa terdapat banyak pilihan untuk meneruskan hobby,
minat dan kehidupan. Itu lebih baik dari pada merampas hak orang lain,
bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar