Label

Senin, 21 Januari 2013

"Bertemu Eno’, “Eksodus” Dari Losari"

Gambar Enho & wandy "Ekseudus" dari Losari

Losari, ya, Pantai Losari beberapa tahun silam adalah surga bagi pengamen dan anak jalanan. Namun, sejak penataan oleh Pemkot Makassar dan kapling teramat luas oleh pihak perusahaan swasta, berbagai kegiatan di poros Jalan Penghibur mulai diatur.

Jika dulu, kita bisa menapaki Jalan Penghibur dengan leluasa dan akrab, kini nampaknya suasana itu bagai asap yang keluar dari sebatang rokok. Tiada lagi. Satu persatu pengamen, anak jalanan meninggalkan daerah itu. Hanya kendaraan mewah yang lalu lalang, kegiatan musik jalanan tak ada tempat lagi, bahkan becakpun minggir.
...
Salah satunya, Eno’. Jangan dikira dia perempuan. Lelaki muda dengan tangan kanan buntung ini adalah pemusik kreatif dengan suara, boleh tahan! Dia mesti memasangi ujung tangannya yang cacat dengan plastik pembetot gitar lalu diikat karet.

Bersama empat orang sahabatnya, mereka adalah “eksodus” Losari yang kini mengadu nasib di warung ikan bakar “Tujuh Tujuh”, di Ibu Kota Pangkajene Kepulauan atau Pangkep.

“Tubuhku terguncang, dihempas…kawan, coba dengar apa jawabnya, ketika ia kutanya mengapa” suaranya yang jernih dan iringan melodi gitarnya menawan sekali. Tangan buntungnya bermain lincah di temali gitar. Di sampingnya, berdiri Wandi yang masih belia. Juga, dari Losari.

“Kami sudah empat tahun tinggal di Pangkep. Kami menyewa kost dengan tarif 150ribu perbulan. “Ya, beginilah, cara kami meneruskan bakat” Kata Eno’. Lelaki yang tak lulus SMA.

“Di kelompok kami, terdapat dua anak asal Pangkep. Kami pernah tinggal di Jalan Cendrawasih, Makassar. Saat ngamen di Losari kami biasa mangkal di Kedai 66, kepunyaan Alling yang tinggal di Jalan Kakatua” Kata Eno’ lagi, lelaki berbadan kecil namun gondrong ini.

Saat saya tanya, apa lagi rencana kelompok mereka. Eno’ berujar, “kami akan menuju Pare-Pare dan Polmas, untuk mengamen lagi. Rencananya setelah usai musim hujan”. “Mengapa tidak di sini saja? Kataku. “Selain mengamen, kami ingin punya pengalaman menjajal daerah lain, sekaligus mengenal bagaimana kehidupan di daerah lain” Katanya.

Suara mereka yang elok, permainan musik yang menawan, layak diganjar perhatian dan dukungan oleh kita semua. Kiprah dan ketekunan mereka setidaknya memberi kesan bahwa terdapat banyak pilihan untuk meneruskan hobby, minat dan kehidupan. Itu lebih baik dari pada merampas hak orang lain, bukan?

Tidak ada komentar: